China Desak Thailand dan Kamboja Cegah Eskalasi, Tawarkan Diri Jadi Fasilitator Dialog
2 mins read

China Desak Thailand dan Kamboja Cegah Eskalasi, Tawarkan Diri Jadi Fasilitator Dialog

BEIJING, TRIBUNNEWS (initogel daftar) — Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (China) menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja. China mendesak kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut untuk menahan diri, mengambil langkah bersama untuk mencegah eskalasi, dan kembali ke meja perundingan.

Pernyataan ini muncul menyusul adanya laporan baku tembak dan eskalasi militer di wilayah perbatasan yang disengketakan, yang terjadi pada Juli 2025.


 

Peran China sebagai Fasilitator Perdamaian

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan sikap resmi Beijing yang menjunjung tinggi prinsip netralitas dan berharap dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan konflik.

  • Desakan Dialog: China secara tegas meminta Thailand dan Kamboja untuk menyelesaikan perselisihan perbatasan mereka melalui dialog dan negosiasi di bawah mekanisme yang sudah ada.
  • Siap Menjadi Mediator: Beijing secara terbuka menawarkan diri untuk memfasilitasi perundingan antara kedua negara tersebut dengan caranya sendiri, dalam upaya mendorong de-eskalasi ketegangan.
  • Peringatan Warga Negara: Bersamaan dengan itu, Kedutaan Besar China di Kamboja juga mengeluarkan imbauan kepada warga negara China di wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau cermat situasi keamanan setempat.

“China menjunjung tinggi sikap yang adil dan tidak memihak, dan akan terus memfasilitasi rekonsiliasi serta memainkan peran konstruktif dalam mendorong de-eskalasi,” kata Guo Jiakun.

 

Latar Belakang Eskalasi Konflik Perbatasan

 

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak di sekitar bulan Mei dan Juli 2025, dipicu oleh sengketa atas wilayah perbatasan yang telah berlangsung lama:

  • Insiden Militer: Eskalasi terbaru ditandai dengan baku tembak yang menewaskan sejumlah personel militer di kedua belah pihak. Laporan juga menyebutkan Thailand sempat melancarkan serangan udara sebagai respons terhadap tembakan roket dari pasukan Kamboja.
  • Peran Regional: Konflik ini memicu keprihatinan regional. Kamboja sempat meminta intervensi Dewan Keamanan PBB, sementara Thailand menegaskan bahwa masalah ini seharusnya diselesaikan melalui mekanisme bilateral dan menolak keterlibatan pihak luar seperti AS dan China, meskipun akhirnya Thailand bersedia menerima Malaysia sebagai mediator.

China, sebagai mitra ekonomi dan politik utama kedua negara, memiliki kepentingan kuat untuk melihat stabilitas di kawasan, terutama karena ketegangan militer dapat mengganggu rantai pasok dan proyek investasi regional mereka.