Tinjauan Strategis Energi: Jepang Lakukan Survei Potensi Reaktor Nuklir Baru, Langkah Signifikan Pasca-Bencana Fukushima
2 mins read

Tinjauan Strategis Energi: Jepang Lakukan Survei Potensi Reaktor Nuklir Baru, Langkah Signifikan Pasca-Bencana Fukushima

TOKYO (tvtogel) – Pemerintah Jepang secara resmi memulai survei terperinci mengenai lokasi dan potensi pembangunan reaktor nuklir baru di negara tersebut. Langkah ini menandai titik balik kebijakan energi Jepang, menjadi upaya pertama yang dilakukan secara terbuka untuk memperluas kapasitas nuklir sejak bencana Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi pada 2011.

Keputusan ini didorong oleh krisis energi global, kebutuhan mendesak untuk mencapai target nol emisi karbon, dan kerentanan Jepang terhadap fluktuasi harga bahan bakar fosil.


 

I. Alasan Mendesak Kembali ke Energi Nuklir

 

Perdana Menteri [Nama PM Jepang – jika ada di sumber] telah berulang kali menekankan bahwa energi nuklir harus memainkan peran krusial dalam keamanan energi jangka panjang Jepang. Survei ini mencerminkan perubahan drastis dari sikap sebelumnya yang cenderung membatasi operasional dan pembangunan PLTN pasca-Fukushima.

  • Keamanan Energi: Ketergantungan Jepang yang tinggi pada gas alam cair (LNG) dan batu bara dari impor membuat negara ini rentan terhadap gejolak geopolitik dan kenaikan harga energi global. Nuklir menawarkan sumber listrik yang stabil dan domestik.
  • Target Iklim: Jepang berkomitmen mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Untuk mencapai target ini, Jepang perlu menggandakan pasokan listrik bebas karbon, dan nuklir dipandang sebagai satu-satunya solusi yang dapat memenuhi kebutuhan daya dalam jumlah besar selain energi terbarukan.
  • Inovasi Reaktor: Fokus survei dan rencana pembangunan juga diarahkan pada teknologi reaktor generasi baru (Small Modular Reactors / SMR) yang diklaim lebih aman, lebih kecil, dan lebih efisien dibandingkan desain reaktor lama.

 

II. Tantangan dan Oposisi Publik

 

Meskipun didorong oleh kebutuhan mendesak, rencana pembangunan reaktor nuklir baru menghadapi tantangan besar, terutama dari sisi publik dan regulasi.

  • Sentimen Publik: Sebagian besar masyarakat Jepang masih sangat sensitif terhadap risiko nuklir pasca-Fukushima. Pemerintah harus berjuang keras mendapatkan kepercayaan publik mengenai standar keselamatan reaktor generasi baru.
  • Regulasi Ketat: Otoritas Regulasi Nuklir (NRA) Jepang menerapkan standar keselamatan yang sangat ketat. Proses perizinan dan persetujuan operasional reaktor membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar.

Survei yang dilakukan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) ini akan memakan waktu beberapa bulan dan akan mencakup penilaian geologis, kepadatan populasi sekitar, dan kesiapan infrastruktur transmisi.

Keputusan akhir mengenai pembangunan PLTN baru akan menjadi penentu apakah Jepang mampu menyeimbangkan ambisi iklim dengan kebutuhan energi yang stabil dan aman.